Civic di amerika serikat
PENDAHULUAN
Numan sumantri menggambarkan civics, pada istilah pada zaman
Yunani yaitu penduduk sipil yang mempraktekkan demokrasi langsung dalam “negara
kota” (polis). Istilah ini kemudian diambil alih oleh Amerika Serikat untuk
diguaka sebagai istilah pelajaran demokrasi politik di sekolah-sekolah dan
digunakan untuk membedakan dalam pelajaran ilmu politik di
universitas-unversitas karena dalam pelajaran civics ini organisasinya akan
diorganisir secara psiklogis (psychologically organized). Maksudnya agar civics
bias dipahami, dimengerti sesuai dengan tingkat umur pelajar (Numan somantri,
1976:46). Pelajaran civics mulai diperkenalkan pada tahun 1970 di Amerika
Serikat dalam rangka mengAmerikakan bangsa Amerika”. Isinya membicarakan
mengenai pemerintahan, hak dan kewajiban warga negara.Pada tahun 1907 lahir
gerakan Community Civics yang dipelopori oleh W.A.Dunn dimaksudkan agar
pelajaran civic lebih fungsional bagi pelajar. Isi civics menurut gerakan
community civics disamping mempelajari konstitusi dan pemerintahan juga
mempelajari tentang community civics, economic civics, dan vocational
civics.Istilah lainnya adalah citizenship education. Gerakan Civic education
pada tahun 1910 timbul karena pelajaran civics kurang berisikan kebutuhan
pelajar yang berkaitan dengan aspek pendidikan dan kebutuhan masyrakat. Sehingga
civics education meliputi:
Berbagai macam kegiatan mengajar
yang dapat menimbulkan hidup dan tingkah laku yang lebih baik dalam masyarakat
demokratis. Juga meliputi seluruh program
sekolah dan pengalaman sekolah untuk melengkapi pandangan daripada fungsinya
sebagai warga negara, seperti hak dan kewajiban serta tanggung jawab dalam
masyarakat demokratis.
TUJUAN
Sedangkan
tujuan Pendidikan Kewarganegaraan menurut National Council for the Social Studies
(NCSS) adalah :
Supaya
warga negara memiliki pengetahuan serta ketrampilan untuk pemecahan masalah
yang dihadapi dewasa ini,Warga negara memiliki kesadaran adanya pengaruh sains
dan teknologi terhadap peradaban serta mampu memanfaatkannya untuk memperbaiki
nilai kehidupan, Warga negara memiliki kesiapan guna kehidupan ekonomi yang
efektif, Warga negara memiliki kemampuan untuk menyusun berbagai pertimbangan
nilai-nilai untuk kehidupan yang efektif dalam dunia yang selalu mengalami
perubahan, Warga negara menyadari bahwa mereka hidup dalam dunia yang terus
berkembang, yang membutuhkan kesediaan untuk menerima fakta baru, gagasan baru
serta tata cara hidup yang baru,Warga negara dapat berperanserta dalam proses
pembuatan keputusan melalui pernyataan pendapat kepada wakil-wakil rakyat, para
pakar dan para spesialis,Warga negara memiliki keyakinan terhadap kebebasan
individu serta persamaan hak bagi setiap orang yang dijamin oleh Konstitusi, Warga
negara memiliki kebanggaan terhadap prestasi bangsa, penghargaan terhadap
sumbangan yang diberikan bangsa lain serta dukungan untuk perdamaian serta
kerjasama, Warga negara mampu memanfaatkan seni yang kreatif untuk meningkatkan
perasaan terhadap pengalaman manusia yang universal serta pada keunikan
individu,.Mempersiapkan warga negara yang mampu menentukan pilihan yang tepat
diantara berbagai macam alternatif yang terdapat dalam suatu masyarakat,
merupakan tugas utama dari pendidikan kewarganegaraan.
KURIKULUM
Di Amerika Serikat, peranan sekolah menjadi sangat penting
dalam menanaman pendidikan kewarganegaraan. Pada saat sistem pendidikian umum
di negara A.S tumbuh, PKn diberikan tempat utama di kurikulum sekolah, sejak
tahun 1890-an, mata pelajaran ini dinamai ‘ilmu sosial’ telah dibentuk untuk
menjalankan peran utamanya pada persiapan kewarganegaraan.
Studi kasus terhadap PKn di A.S memberikan perhatian yang
utama untuk ilmu sosial. Studi kasus ini meneliti apa yang dipelajari anak usia
14-15 tahun terbagi menjadi empat bidang, yaitu: (i) demokrasi, lembaga politik,
dan hak-hak dan tangggung-jawab warga negara, (ii) identitas nasional, (iii)
perbedaan dan kepaduan sosial; dan (iv) hubungan antara sistem politik dan
ekonomi. Pada tingkat pra-Universitas, topik-topik yang dikembangkan
diantaranya landasan dan konsep dasar pemerintahan Amerika, cabang-caban
pemerintahan, proses politik, organisasi dan partisipasi ekonomi nasional,
kebijaksanaan luar negeri dan pertahanan keamanan, wilayah dan saling
ketergantungannya, pemerintah pusat dan lokal, kajian ilmu pengetahuan politik,
hak dan kemerdekaan pribadi serta esensi warga negara yang efektif, demokrasi
dan tanggung jawab.
MATERI
materi
Pendidikan Kewarganegaraan begitu luasnya karena meliputi pertama, bahan
informal content, yaitu bahan-bahan yang diambil dari kehidupan masyarakat
sehari-hari yang berada di sekitar kehidupan siswa. Bahan informal ini meliputi
bahan-bahan “yang saling bertentangan” (controversial issues), yaitu adanya
pandangan masyarakat yang pro dan kontra. Misalnya : masalah lokalisasi wanita
tuna susila, sumbangan dana sosial berhadiah, masalah Rancangan Undang-Undang
Anti Pornografi dan Pornoaksi, masalah tempat pembuangan akhir sampah, masalah
lokalisasi pedagang kaki lima, dan lain-lain. Di samping masalah “controversial
issues”, juga masalah yang tabu (taboo) atau tertutup (closed areas) di dalam
kehidupan masyarakat. Misalnya : masalah pendidikan seks (sex education),
jabatan sipil yang dipegang oleh tentara atau polisi, masalah gender, masalah
perkawinan dari insan sejenis dan lain-lain.Demikian pula yang termasuk dalam
informal content, adalah masalah yang dianggap masih hangat atau yang sedang
ramai dibahas masyarakat pada saat itu dalam kehidupan sehari-hari (current
affairs). Untuk itu setiap warga negara diharapkan peka terhadap berbagai informasi
yang terdapat dalam media messa dan lain-lain.Materi pendidikan kewarganegaraan
yang kedua adalah formal disciplines, yaitu bahan pendidikan kewarganegaraan
yang diambil dari berbagai disiplin ilmu sosial maupun semi sosial seperti :
geografi, sejarah, politik, ekonomi, anthropologi, sosiologi, psikologi sosial,
hukum,filsafat, etika dan bahasa.Materi pendidikan kewarganegaraan yang ketiga
adalah “The response of pupils both to the informal and the formal content”
Dari materi ketiga tersebut berarti pendidikan kewarganegaraan diperoleh dari
respon siswa terhadap bahan formal yang selama ini diberikan guru serta bahan
informal yang berasal dari kehidupan masyarakat.. Respon siswa tersebut dapat
positif dalam arti mendukung, dapat negatif dalam arti menentang atau bersikap
masa bodoh dalam arti tidak peduli dengan masalah yang dibahas. Dari berbagai
respon tersebut, diharapkan guru-guru pendidikan kewarganegaraan akan dapat
mengadakan koreksi, perbaikan, perubahan atau tambahan terhadap bahan-bahan yang
diberikan, karena akan disesuaikan dengan kebutuhan siswa itu sendiri serta
pertimbangan-pertimbangan psikologis
PELAKSANAAN PENILAIAN
- Penilaian yang digunakan guru dalam memberikan penilaian terhadap siswa dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah :
- Paper and pencil berupa pilihan ganda, essei berstruktur atau uraia bebas, menjodohkan, betul-salah
- Performance Tes (tes kinerja) seperti skala penyusunan berbasis ukuran-ukuran, rubrik-rubrik penilaian, penilaian diri sendiri (self assesment)
PERAN NEGARA
Bangsa
Amerika terdiri dari bangsa-bangsa emigran dari berbagai kawasan dunia,
terutama dari kawasan Eropa sebagai bagian dominannya. Imigrasi tua berasal
dari Eropa Utara dan Barat seperti Inggris, Scotlandia, Prancis, Belanda,
Jerman dan sebagainya yang kemudian diikuti oleh imigrasi yang muda berasal
dari Eropa Selatan dan timur seperti Italia, Rusia, Polandia, Austria, Hongaria
dan lain sebagainya. Setiap bangsa membawa kepercayaan, adat istiadat, bahasa
dan segi-segi kebudayaannya masing-masing ke Amerika sehingga Amerika menjadi
periuk peleburan bagi segala jenis kebudayaan asli dan pendatang dari benua
hitam Afrika. Itulah yang membentuk kebudayaan Amerika sekarang. arena bagian
terbesar warga Amerika berasal dari kaum imigran Eropa, maka sudah tentu
tradisi pendidikan yang berkembang di Amerika adalah tradisi pendidikan
bangsa-bangsa Eropa yang berimigrasi tersebut. Di tempat orang-orang
Jerman berimigrasi, sekolah-sekolahnya diawasi oleh orang-orang gereja pada
pertemuan-pertemuan gereja. Di daerah New Netherland pengawasan dilakukan oleh
petugas-petugas gereja dan dibeberapa tempat oleh kelompok orang tertentu.
Pengawasan terhadap sekolah-sekolah yang dilakukan oleh pribadi-pribadi melalui
pertemuan-pertemuan orang-orang dan petugas gereja yang terus dipertahankan
oleh para imigran itu, menjadi sebab timbulnya tanggung jawab atas
sekolah-sekolah pada akhirnya dipikul oleh masyarakat setempa
Tujuan Pendidikan
Karakteristik
utama sistem pendidikan di Amerika Serikat adalah sangat menonjolnya
desentralisasi. Pemerintah federal amerika serikat tidak punya mandat untuk
mengontrol atau mengadakan pendidikan untuk masyarakat. Adapun ketentuan dan
aturan pemerintah federal mengenai kelompok-kelompok minoritas rasial dan
orang-orang cacat. Pemerintah juga mendukung penelitian pendidikan. Tetapi
Amerika Serikat tidak mempunyai sistem pendidikan yang berpusat. Namun
demikian, tidak berarti bahwa pemerintah federal tidak memberikan arah dan
pengaruh terhadap masalah pendidikan pemerintah federal juga ikut menghilangkan
sistem sekolah yang memisahkan sekolah berdasarkan ras, khususnya antara orang
kulit hitan dan kulit putih. Pemerintah federal menyamakan alokasi pendanaan
sekolah, menyediakan akses pendidikan bagi orang miskin dan orang cacat.
Tujuan
sistem pendidikan kewarganegaran di Amerika antara lain :
- untuk mencapai kesatuan dalam keberagaman
- untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi
- untuk membantu pengembangan individu
- untuk memperbaiki kondisi sosial masyarakat
REFERENSI
Udin
winata putra dan dasim budimansyah(2007).civic
education.bandung:widya aksara press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar